Kamis, 01 Desember 2016

Pak Bupati Ciamis, Berilah Penghargaan Kepada Ulama dan Santri Ciamis.


Hari-hari ini adalah hari baru bagi bangsa Indonesia. Dan menjadi semangat baru bagi bangsa ini. Hari ketika bangsa ini mengenal satu kata baru; Ciamis. Sebelumnya tak banyak di negara ini yang mengenal nama Ciamis. Kalau mengenal nama Pangandaran mungkin banyak, itu pun sekarang telah terpisah menjadi kabupaten sendiri. 

Ya, sekarang bangsa ini telah dikenalkan kepada sebagian anak-anak muda Sunda unik di Priangan Timur. Gebrakan para ustadz dan santri pada hari-hari ini telah mengguncang Indonesia, bahkan dunia. Gerakan Jalan Kaki ke Jakarta, menjadikan umat Islam di Indonesia banyak yang menangis dan terharu. Ternyata masih ada segolongan orang yang mempunyai semangat yang dahsyat menyuarakan apa yang mereka yakini. Semangat yang membuat terperangah seantero negeri. 

Banyak yang menanyakan, siapa mereka, dari mana mereka, dari pesantren mana mereka. Anak-anak kami mau dipesantrenkan di Ciamis. 

Ya Allah, terharu. 
 Awalnya, hari bersejarah itu di buat di Pesantren Miftahul Huda 2 Desa Bayasari Kecamatan Jatinagara Kabupaten Ciamis, ketika para tokoh yang terdiri dari elemen Santri, Pesantren dan Pemuda. Mereka disatukan dengan ghiroh dari Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI di Jakarta. Mereka kebingungan menentukan proses keberangkatan untuk mengikuti rencana Aksi Damai 2 Desember di Jakarta. Berbagai bus yang mereka lobi tidak ada yang bersedia untuk membawa para santri dan umat Islam ke Jakarta. Walaupun dengan dalih ziarah wisata pun. Akhirnya, setelah mengalami kebuntuan, diputuskan sebuah ide gila, 10.000 umat Islam jalan kaki ke Jakarta! Dibuatlah sebuah video press release rencana tersebut. Dunia maya gempar! 

Banyak orang yang menertawakan rencana tersebut, bahkan sebagian kalangan dari unsur pesantren di Ciamis sendiri yang tidak pro, menyebut bahwa rencana itu tidak ada. Mereka katakan bahwa itu adalah rencana mustahil. Karena mereka klaim, Ciamis adalah basis ormas Islam terbesar di Indonesia. Sehingga mustahil akan ada 10.000 orang yang berangkat. Mereka memandang bahwa forum tersebut adalah tidak mewakili sebagian besar pesantren di Ciamis. Bahkan salah satu pimpinan ormas pemuda Islam di Ciamis bilang di media sosial, kader kami yang ikut dan memfasilitasi gerakan 212 buat surat pengunduran diri dari organisasi! 

Tapi, ternyata sejarah berkata lain. Esok harinya, Senin, 28 November, Mesjid Agung di Ciamis dipenuhi ribuan santri yang akan berangkat jalan kaki ke Jakarta. Media massa ramai-ramai memberitakan, 10.000 orang benar-benar beraksi. 

 Warga Ciamis, yang di daerah dan di luar daerah Ciamis, kini merasa bangga dengan tanah kelahirannya. Bangga, masih memiliki ulama dan santri bermental tinggi. Bangga dengan sejarah yang ditorehkan oleh ulama Ciamis. Siapa dulu yang mengenal KH. Nonof Hanafi? KH. Agus Malik Nawawi? KH. Moch Syarif Hidayat? KH. Ma'shum? Ang Titing? Mama Golangsing? 

Warga Ciamis pantas berbangga. Mereka telah menjadi tokoh nasional yang diperhitungkan bangsa ini. Merekalah pahlawan masa kini. Merekalah inspirasi bangsa ini. Santri Ciamis, menjadi sebuah fenomena yang akan dicatat dalam sejarah. Mari kita beri penghargaan, setinggi-tingginya kepada para pahlawan ini. Terutama bagi orang Ciamis, inilah para ulama kita. Inilah generasi harapan kita. Generasi yang ikhlas memperjuangkan keyakinan tanpa berharap pamrih. 

Pa Bupati Ciamis, beri penghargaan kepada ulama dan santri kami. Tanpa mereka, Ciamis tak kan dikenang dengan indah seperti ini. 

Dari rakyat biasa, Warga Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis.

Posting Komentar